Introduction to Ramen: A Japanese Culinary Staple

Ramen, a beloved dish across the globe, has roots deeply embedded in Japanese culture and history. Originating in China, the concept of noodles traveled to Japan in the late 19th century, where it adapted and transformed into a uniquely Japanese experience. Over the years, ramen has evolved from a staple among the working class to a culinary phenomenon enjoyed by all strata of society, demonstrating its importance in contemporary Japanese life.

In Japan, ramen is not just food; it encapsulates a rich tradition of communal dining and social interaction. Each bowl of ramen tells a story, showcasing regional variations that reflect local tastes and ingredients. The country is home to several famous ramen styles, each with distinct characteristics. For instance, Tonkotsu ramen from Kumamoto, known for its rich, creamy pork broth, contrasts sharply with the lighter Shoyu ramen of Tokyo, where soy sauce dominates the flavor profile. Other styles like Miso ramen from Hokkaido and Shio ramen from Hakata further illustrate the diversity found within this culinary staple.

The cultural significance of ramen extends beyond its diverse tastes; it serves as a symbol of post-war Japanese resilience. After World War II, the dish surged in popularity as a convenient and affordable meal option. Street vendors and ramen shops emerged, fostering a vibrant ramen culture that permeates modern life in Japan. Today, enthusiasts gather in ramen shops, where each bowl represents a combination of tradition, innovation, and personal flair. Ramen's status as a national dish solidifies its place within the culinary landscape, highlighting the importance of experiencing authentic ramen as a profound cultural endeavor.

Pelatih Kepala Bali United Stefano “Teco” Cugurra mengungkapkan tim asuhannya membutuhkan empat pemain tambahan pada paruh kedua Liga 1 Indonesia 2024/2025.

 

“Saya sudah beri masukan kepada manajemen. Tim kami butuh empat pemain,” kata Stefano Cugurra di Gianyar, Bali, Senin.

Ia menjelaskan dari empat kebutuhan pemain itu, baru satu orang yang didatangkan manajemen yakni Boris Kopitovic, pemain asing asal Montenegro.

 

Eks pemain yang berlaga di Liga Singapura itu melengkapi delapan kuota pemain asing yang membela skuad Serdadu Tridatu. Boris bahkan sudah mengikuti sesi latihan bersama skuad lainnya.

 

Namun, pemain kelahiran 1995 itu masih belum bisa memperkuat Bali United dalam beberapa pertandingan mendatang karena manajemen masih menyelesaikan urusan administrasi termasuk visa kerja.

 

“Manajemen bilang dia (Boris) masih urus visa kerja. Kalau KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) belum bisa. Tapi saya lihat banyak tim, (pemain) datang dua hari tapi sudah main, mungkin mereka lebih cepat urusan administrasi dari kami,” imbuhnya.

Sedangkan tiga pemain lain, Teco belum dapat memberikan kepastian.

 

Ia berharap tiga pemain lainnya itu berasal dari pemain yang pernah berlaga di Liga 1 Indonesia karena sudah memiliki pengalaman, alih-alih mengambil pemain dari U-20.

 

“Naik pemain dari U-20 bukan solusi sekarang. Solusinya harus ada pemain yang sudah main di Liga 1, yang keluar dari klub lain, punya kualitas untuk menambah kualitas tim kami,” ucapnya.

 

Baca juga: Persik Kediri bungkam Bali United 3-1

 

Bali United, lanjut dia, saat ini sedang menghadapi tantangan terkait kekuatan personel yang akan dikerahkan menghadapi pertandingan mendatang salah satunya laga tandang melawan Semen Padang pada Senin (20/1).

 

Pasalnya, saat ini ada delapan pemain yang tidak bisa berlaga dengan tiga di antaranya karena mendapat akumulasi kartu kuning, yakni Yabes Roni, Elias Dolah, dan Privat Mbarga.

 

Sedangkan lima pemain lainnya mengalami cedera lutut dan menjalani masa pemulihan, yaitu Bagas Adi, Made Tito, Gede Sunu, Ricky Fajrin, dan Kenzo Nambu.

 

Selain itu, lanjut Teco, satu pemain muda andalan yakni Kadek Arel juga dipastikan akan banyak bersama dengan tim nasional (timnas) U-20 dan U-23.

 

Bali United saat ini berada dalam momentum negatif setelah beberapa pekan terakhir mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.

Skuad Serdadu Tridatu saat ini bertengger di posisi kedelapan klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2024/2025 dengan mengoleksi 28 poin.